Ruang Tengah

Pengalaman Berbelanja di Toko dan Secara Online

maxresdefault (1)
http://www.youtube.com

Pada suatu hari Minggu, suamiku mengajakku berjalan-jalan ke Mega Bekasi. Awalnya kami kesana untuk menonton film di XXI, namun setelah menonton kami berjalan-jalan ke kios-kios yang ada di sana. Kami menginginkan beberapa barang, dan di kios-kios itu sepertinya ada barang yang kami cari.

Di lantai yang penuh dengan kios-kios penjual accessories ponsel, kami berhenti untuk mencari tutup ponsel suamiku yang pecah. Kami mengunjungi 3 kios. Di satu kios, penjualnya berkata bahwa mereka hanya punya satu warna untuk tutup ponsel suamiku dengan harga 45 ribu. Karena tidak cocok dengan warnanya, suamiku tidak jadi membeli.

Pindah ke kios berikutnya, penjualnya mengatakan dia hanya punya satu warna untuk tutup ponsel tersebut dengan harga 75 ribu. Suamiku keberatan dengan harganya. Di kios selanjutnya, penjual mengatakan dia punya beberapa warna dengan harga 45 ribu. Sebetulnya ada warna yang cocok dengan ponsel milik suamiku. Hanya saja dia berfikir lagi untuk membelinya.

“Entar lagi dulu deh. Masih belum sreg,” katanya.

Setelah itu kami pindah ke lantai yang menampung banyak kios pakaian. Aku mencari celana legging dan suamiku mencari celana panjang untuk kerja. Tidak banyak yang menjual celana legging di tempat yang aku lalui. Aku melihatnya di 2 kios. Di kios yang pertama, penjual menawariku celana legging dengan harga 30 ribu. Saat itu aku masih berfikir antara mau beli atau tidak. Di kios yang ke dua, penjual menawariku celana dengan bahan yang sama persis dengan harga 35 ribu.

“Balik ke kios yang tadi aja lah…” kataku pada suamiku.

Kemudian giliran suamiku mencari celana kerja. Ada beberapa kios yang menjual celana kerja pria. Kisaran harganya antara 80 ribu sampai 100 ribu. Akhirnya, dia tidak jadi membeli celana.

“Di Pasar Babelan aja 50 ribu. Bahannya juga gitu-gitu aja,” katanya.

Kami lalu memutuskan untuk pulang saja. Saat jalan menuju tempat kami memarkir motor, suamiku berkata, “Kayaknya enak beli online ya? Maksudku, liat ini mall segede ini. Kita harus nanyain satu-satu dan liat barangnya untuk dapet barang yang kita mau dengan harga yang terjangkau sama kita. Coba beli online, di marketplace gitu kan kita bisa filter berapa rentang harga yang kita mau.”

“Iya sih,” kataku menyetujui ucapannya. “Tapi khawatir barangnya tidak sesuai ih.”

Di rumah, kami mencoba untuk membeli celana kerja suamiku secara online lewat sebuah marketplace.

“A, ada nih, celana panjang hitam. Merk Cardinal harganya 60 ribu,” kataku.

“Masak sih?” tanyanya sambil mengambil ponselku dan melihat-lihat produk yang ditawarkan itu.

“Coba deh dibeli,” katanya.

Aku langsung memesan celana panjang tersebut. Dua hari kemudian barangnya sampai di rumah.

“Bagus nih bahannya,” kata suamiku saat melihat celana yang baru sampai itu. “Ih, tapi sleting nya rusak…”

“Ini juga bukan Cardinal kali,” timpalku. “Masak Cardinal mereknya di-staples gini. Bukannya biasanya kalo Cardinal dijahit mereknya?”

“Iya. Kalo Cardinal bukan pake kait kayak gini,” tambahnya. “Ya, harga 60 ribu mau minta apa sih?”

Yah, saat ini kita bisa memilih untuk berbelanja online atau datang sendiri ke penjualnya. Yang pasti, semuanya ada kekurangan dan kelebihannya.

Artikel ini pertama kali dipublikasi di ucweb.com.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: