Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1987 oleh penerbit Grafitipers. Berawal dari Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) di tahun 2002, saya mengetahui adanya buku ini, buku yang berjudul “AKU”. Waktu itu di film AADC ada sebuah adegan tokoh yang bernama Rangga sedang membaca buku AKU di gudang sekolah dengan gaya dinginnya. Mulai dari melihat adegan itu saya merasa sangat tertarik untuk mebaca isi dari buku AKU. Ingin sekali sok-sokan baca buku ini di kantin sekolah sambil menatap tajam ala Rangga ke setiap orang yang melihat ke arah saya. Tetapi rasanya usaha itu akan gagal karena tampang wajah saya yang malah terlihat seperti Mamet, salah satu tokoh yang berwajah culun dalam film AADC.
Namun seiring berjalannya waktu keinginan membaca buku ini terlupakan begitu saja karena saya pikir ini adalah buku langka. Buku tua. Mencari di toko emperan daerah Kwitang atau di Pasar Senen pun pasti sudah tidak ada. Saya rasa buku ini memang cuma ada di film AADC, jadi ya sudah terlupakan begitu saja.
Tahun 2016, 28 November, Hari Senin, Seorang gadis asal Jogja yang saya temui ketika kami sudah memadu janji di stasiun Bekasi. Dia sedang menunggu kereta api Argo Parahyangan di peron empat untuk kembali ke Bandung ketika saya menemuinya dalam suasana rintik hujan nan romantik. Dia memberi sebuah hadiah kepada saya. Hadiah yang ketika saya buka ternyata berisi buku yang berjudul “AKU”, sempat tidak bisa bicara apa-apa begitu melihat hadiah ini keluar dari ranselnya. Buku yang sudah lama saya cari, buku yang sudah lama saya ingin baca, buku berjudul ‘AKU’ kini ada di tangan saya.
“AKU”, pada awalnya saya kira ini adalah buku kumpulan puisi, novel romantis, atau biografi Chairil Anwar. Ternyata saya salah, buku ini adalah buku yang berisi sekenario film berdasarkan perjalan hidup dan karya penyair Chairil Anwar yang ditulis oleh Sjuman Djaya. Namun sangat disayangkan skenario ini tidak dapat difilmkan hingga pada akhirnya Sjuman Djaya wafat. Tentu saja rasanya sulit menghidupkan kembali suasana Jakarta pada masa lalu ditahun 1940-1950. Wajah kota sudah berubah, Gedung-gedung berarsitektur di masa itu sudah tidak ada, kendaraan lalu-lalang pada masa itu pun sulit didapatkan. Mungkin dengan uang segudang yang jumlahnya berjuta-juta, hal seperti itu bisa saja dilakukan dengan mudah di studio. Namun Sjuman Djaya tidak mempunyai semua itu, karena itu pula ia menulis skenario ini.
“AKU”, menceritakan tentang perjalan hidup Chairil Anwar, dialog di dalamnya bergaya bahasa tahun 1940an. Puisi-puisi karya Chairil Anwar pun ada di dalam buku ini. Buku ini disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran bagaimana perjalanan dan proses puisi itu tercipta. Buku ini adalah gambaran tentang seseorang dengan hati yang selalu gelisah dalam menjalani hidup pada masa penjajahan jepang. Buku ini adalah kisah perjalanan, bukan kisah romantis yang penuh kasmaran, bukan novel cinta remaja, bukan fiksi, juga bukan drama dengan kisah yang mengharu biru. “AKU” adalah hanya kisah sederhana dari seseorang bohemian yang ingin hidup bebas, merdeka, Bebas mengikuti kata hati, tanpa terikat aturan.
Siapa yang tidak kenal Chairil Anwar sang binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang? Sempat terpinggirkan oleh zaman penjajahan jepang, perang yang terus berlangsung tidak membuatnya takut. Dari buku ini kita akan mengenal sosok Chairil Anwar seorang penyair bohemian yang rindu akan kebebasan, seorang penyair ternama yang dibilang sebagai orang yang begitu gila membaca, pergi kemana-mana selalu membawa buku. Juga merupakan seorang penyair yang karyanya tidak pernah dihargai oleh para kritikus pada masa hidupnya, tetapi setelah dia wafat semua kritikus memujinya sebagai pelopor pembaruan seni sastra Indonesia. Meskipun ia mati muda sampai detik ini tak habis-habisnya orang membicarakan kehidupan serta karya-karyanya. Di buku ini diceritakan bagaimana proses puisi-puisi karya Cahiril Anwar tercipta, puisi-puisi terkenal yang sudah melanglang buana yang berjudul “AKU” dan Kerawang-Bekasi pun di ceritakan dalam buku ini.
“AKU”, buku dengan gaya bahasa tahun 1940an ini membuat saya selalu mengkerutkan dahi kebingungan untuk memahaminya. Sehingga saya selalu membacanya berulang-ulang untuk memahami alur cerita. Mungkin yang perlu dipahami sebelum membaca, buku ini adalah buku yang berisi sekenario yang akan difilmkan. Dari adegan ke adegan hingga setting tempat yang sering berubah-ubah kita perlu berimajinasi layaknya menonton film di layar lebar agar bisa mudah untuk memahami cerita di dalam buku ini. Walaupun begitu saya tetap menikmati membacanya dari awal sampai akhir.
***

- Judul Buku : Aku: Berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar
- Jumlah halaman :168halaman
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Tahun terbit : 2016
- No. ISBN :139786020328317
Bekasi 25 Januari 2018
__________________________
Pertama kali terbit di jabaraca.com