Dapur

Es Dawet

(Ilustrasi es dawet: oknusantara.com)
(Ilustrasi es dawet: oknusantara.com)

Suara bising kendaraan di ibu kota masih menderu masuk ke telinga. Suara kelakson yang tak henti-hentinya terus berbunyi di jalanan ibu kota yang selalu macet. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Entah kenapa Jl. H Samanhudi masih juga belum lenggang.

Malam itu aku berjalan kaki menyebrang jalan untuk menuju Stasiun Sawah Besar. Aku memang tidak terlalu menghiraukan, hanya saja aku sebagai pejalan kaki agak terganggu. Merasa tidak nyaman dengan polusi suara dan polusi udara.

Malam yang lelah bagiku, karena pekerjaan hari ini terasa begitu banyak. Di satu sisi aku mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena masih ada moda transportasi yang murah untuk ku gunakan dalam perjalanan pergi dan pulang bekerja. Yap, aku menggunakan KRL untuk berangkat bekerja setiap harinya.

KRL yang akan ku tumpangi pun segera tiba. Aku bersiap untuk naik. Kemudian mendapatkan tempat berdiri di pojokan kursi duduk prioritas. Tepatnya ada di sambungan gerbong. Aku biasa berdiri di sana (sambungan gerbong), menurutku ini adalah posisi yang nyaman meskipun dilarang karena bahaya.

Malam itu udara begitu panas, meskipun aku sudah berada di dalam KRL dengan berpendingin ruangan. Tapi rasanya masih belum menghilangkan keringat yang keluar dari tubuhku. Aku membayangkan ketika sampai di rumah nanti untuk segera mandi dan meminum segelas es teh manis atau es susu coklat. Ahhhh… segar rasanya.

Aku begitu menikmati perjalanan sambil membaca buku. Aku lebih suka membaca buku ketimbang terus memandangi dunia maya pada layar ponsel. Meskipun terkadang aku juga melakukan hal itu, tetapi tidak sepanjang perjalanan.

Perjalanan KRL terus berlalu dari stasiun yang satu ke stasiun yang lainnya. Gondangdia, Cikini, kemudian Manggarai. Sesampai di Manggarai penumpang KRL semakin pepes alias padat. Aku masih tetap nyaman berdiri di sambungan gerbong sambil membaca buku. Dalam kondisi seperti ini ponselku berbunyi. Ternyata sebuah pemberitahuan dari WhatsApp kalau ada chat yang masuk. Aku segera membuka ponselku. Oh ternyata chat dari istriku.

Meita: Dirimu masih punya duit berapa?

Aku: 17rb yang

Meita: Aku belum jadi beli es kelapa tadi. Nanti kamu kalo keluar stasiun, pas di deket yg jual tahu Sumedang kan ada yg jual dawet. Aku beliin ya kalo masih ada?
4000 kalo ga salah harganya Ntar duitnya aku ganti.

Aku: Oke sayangku.. Siap nanti aku beliin

Meita: Makasih sayang..

Kemudian aku melanjutkan bacaanku. Waktu terus berjalan, KRL terus melaju dan akhirnya tiba di stasiun Bekasi. Pintu KRL segera dibuka penumpang yang turun berjubelan memenuhi peron stasiun. Aku berjalan dengan berdesakan. Sambil mengingat es dawet pesanan istriku tersayang.

Kemudian setelah keluar dari stasiun aku segera mencari es dawet tersebut. Beruntunglah, memang masih rejeki istriku. Si penjual masih punya stok es dawetnya.

“Bang, masih ada es nya?” Tanyaku ke penjual es dawet.

“Masih, Mas. Mau dibungkus atau minum di sini?” Tanya si penjual es dawet pada diriku.

“Dibungkus. Satu bungkus aja, Bang”

“Siap, Mas”

“Ngomong-ngomong berapa duit harganya, Bang?”

“4 juta, Mas”

“Owalah mahal amat. Kalo gitu, nggak jadi beli, Bang”

“Kenapa, Mas?”

“Duit saya cuma 17 ribu”

“Ya udah kalo gitu 4 ribu aja harganya, Mas”

“Nah, deal ya 4 ribu”

“Deal, Mas…”

Aku sangat bersyukur malam itu. Bisa mendapatkan es dawet seharga 4 juta dengan harga murah: 4 ribu. Oh, jelas harga ini begitu fantastis dibanding harga es dawet yang ada di restauran-restauran terkenal.

Lalu, menghampiri istriku yang sudah menunggu di pinggir jalan dekat stasiun untuk menjemputku dan aku pun memberikan bungkusan kantong plastik berwarna hitam yang berisi es dawet. Kemudian aku menceritakan hal ini, dan istriku hanya bisa tertawa geli.

Sawah Besar, 6 April 2018

Ditulis sehari sesudah tanggal 5 April 2018

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s