
Beberapa hari lalu istriku, Meita Eryanti meminta waktu liburku untuk menemaninya ke Perpustakaan Nasional menghadiri diskusi “Menulis untuk Pembaca Millenials”. Padahal aku tahu, diskusi itu hanya intrik mencari kesempatan untuk bisa minta tanda tangan dari pengarang buku yang beberapa waktu lalu selesai ia baca.
Pada sesi akhir acara, pemandu acara meminta nara sumber untuk memberi pertanyaan ke peserta dan yang bisa menjawab akan mendapatkan door prize. Almira Bestari mendapatkan kesempatan pertama, ia melempar pertanyaan, “Siapa nama lengkap tiga penulis yang menjadi nara sumber hari ini?”.
Tentu saja ini pertanyaan sangat mudah, sambil memejamkan mata pun kita bisa menjawabnya. Jelas, backdrop yang besar berwarna kuning itu memampang nama lengkap mereka bertiga. Dengan cepat salah seorang peserta laki-laki yang berbaju warna biru mengacungkan tangan dan sudah bisa dipastikan, ia berhasil menjawab.
Pertanyaan kedua di lempar oleh Elvira Natali. Lalu, Elvira dengan senyum yang sumringah melontarkan pertanyaan, “Siapa yang pulsanya dibawah 250 rupiah?”.
Seketika semua peserta sibuk memeriksa pulsanya masing-masing. Aku pun tak mau kalah, tetapi disaat pulsaku sedang loading, seorang peserta wanita menggunakan kerudung mengangkat tangan dan segera berlari menuju pemandu acara. Ia menunjukan jumlah pulsanya.
“Coba kita liat berapa pulsanya. 65 rupiah, ada yang kurang dari 65 rupiah?”. Teriak pemandu acara dengan pengeras suaranya.
Mak tratap, aku terkejut. Tiba-tiba pulsaku yang tadi loading ternyata sudah selesai dan hasilnya bisa aku liat. Aku segera berlari menuju pemandu acara dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Segera aku menunjukan ponselku.
“Ya, kamu berapa?”
“0 rupiah”. Sahut ku sambil cengar-cengir kaya kuda.
“Wahh.. 0 rupiah. Ya udahlah maneh yang menang”
Kemudian penulis yang bernama Elvira Natali datang dengan senyumnya yang ramah menghampiriku, “Yeeeah… Ini buat beli pulsa yah…” Ucapnya sambil memberikan papan door prize.
Setelah itu kami semua yang mendapatkan door prize foto bersama para nara sumber. Barisan sudah rapih, tepat di sampingku adalah Elvira. Juru foto berkata, “senyum yaah, satu, dua, tiga, cheers…”. Cekrek.. Cekrek…

Setelah berfoto bersama, aku langsung berdiri siap sedia memegang kamera ponsel untuk mengambil gambar Meita yang ingin foto bersama Almira Bastari. Setelah lama mengantri, dengan mudah Meita berhasil dapat tanda tangan dan foto bersama Almira . Penulis buku yang kata Meita ramah banget.
Salah satu keramahannya adalah ketika Meita meminta foto bareng. Pertama-pertamanya Almira berdiri. Tapi entah kenapa, nampaknya Almira ini sadar kalau dia jauh lebih tinggi dari meita. Akhirnya dia bilang, “Aku foto sama kamu duduk aja yah, biar nggak jomplang banget”. Mendengarnya aku hanya bisa tersenyum geli. Ya begitulah, Tuhan akan selalu memberi kebahagian pada setiap hambanya.
