Ruang Tengah

The Incredibles 2, Film untuk Semua Umur

incerdible 2
(Gambar: wall.alphacoders.com)

“Bagus filmnya. Gak pake mikir,” komentar suamiku begitu keluar dari ruang auditorium 3 CGV Metro Indah Mall, Bandung. “Walaupun sebenernya ada muatan politiknya juga, sih.”

Hari Minggu yang cerah, yang merupakan hari ke 3 lebaran, aku, suamiku, kakak sepupuku, dan 2 orang keponakanku naik motor melintasi pemukiman penduduk di daerah Riung Bandung dan Margahayu menuju komplek pertokoan Metro Trade Center.

Saat itu bioskop memang tidak penuh, namun sebagian besar bangku terisi. Ditemani oleh popcorn ukuran large untuk anak-anak dan jumbo untuk orang dewasa, kami duduk selama 125 menit.

Banyak adegan-adegan lucu dan heroik yang diceritakan berulang-ulang oleh 2 orang keponakanku yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Tentang bagaimana konyolnya tingkah Dash dan Jack-jack, tentang lucunya ekspresi gugup Mr. Incredibles ketika memecahkan masalah rumah tangga, tentang kerennya Elasticgirl dalam menghadapi musuhnya, dan betapa menakjubkannya pahlawan super yang lain.

Aku biasanya tidak betah duduk menonton film. Ketika menonton film aku sering melirik jam untuk memperhitungkan berapa lama lagi filmnya berakhir.

Namun dengan variasi adegan-adegan dan animasi yang rapi dalam film ini, aku tidak sekalipun melirik jam selama film berlangsung. Aku menikmati tontonanku dari awal sampai akhir.

Bagi penonton remaja atau yang lebih besar, banyak pelajaran yang disisipkan dalam film ini.

Beberapa di antaranya adalah krisis hidup manusia dewasa, pembagian peran dalam keluarga, kecemasan terhadap eksistensial, dan hukum yang otoratif.

Bagi pemerhati film, mungkin film ini kurang inovatif dibanding film pertamanya. The Incredibles 2 dimulai dari detik terakhir film pertama berakhir: The Underminer menyerbu kota dengan mesin bor dari bawah tanah. Keluarga Parr (Mr. Incredibles, Elasticgirl, Violet Parr, dan Dash Parr) langsung berancang-ancang ganti kostum.

Mereka, dibantu Frozone, berhasil menghentikan mesin bor yang hampir merobohkan balai kota. Sayangnya, Si Bandit berhasil kabur.

Aksi menyelamatkan kota ini dianggap oleh politikus buang-buang waktu dan mahal. Uang yang dibawa kabur oleh The Underminer lebih mudah diganti ketimbang kerusakan kota yang dihasilkan oleh pertarungan mereka.

Karenanya, keluarga Parr harus tinggal di motel maksimal 2 minggu.

Tak lama kemudian, Mr. Incredible dan Elasticgirl bertemu dengan pengusaha superkaya yang ingin mengembalikan kejayaan superhero.

Namun yang menjadi tokoh utama, bukan lagi Mr. Incredible. Yang dipilih oleh Sang Pengusaha untuk beraksi adalah Elasticgirl.

Pesan feminisme disisipkan di sini. Elasticgirl menjadi pahlawan super dan Mr. Incredible diam di rumah mengasuh anak-anak di rumah mewah yang ‘dipinjamkan’ oleh Sang Pengusaha.

Cerita selebihnya, hampir sama dengan film pertamanya. Elasticgirl dijebak, Mr. Incredible berusaha menyelamatkan tapi gagal, kemudian anak-anak yang menjadi penyelamatnya.

Hal lain yang baru dalam film The Incredibles 2 adalah Adik dari Violet dan Dash, Jack-Jack, yang mengejutkan ayahnya dengan 17 kekuatan barunya.

***

Pertama kali terbit di kompasiana.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s