
Jika pada sebelum-sebelumnya saya menyaksikan pertunjukan Teater Koma di Museum Nasional, Jl.Merdeka Barat, Jakarta, dalam acara Akhir Pekan Di Museum. Akhir pekan kali ini saya melangkahkan kaki ke arah yang berbeda. Yaitu menuju Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sebab di sana mulai dari tanggal 29 Juni hingga 8 Juli 2018 Teater Koma kembali menggelar pementasan terbarunya yang berjudul Gemintang. Gemintang ini merupakan produksi ke-153 yang di dukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.
Tokoh yang bernama Ssumphphwttsspahzaliapahsttphph, putri dari penasehat raja di planet Ssumvitphphpah yang saya temui namanya di www.teaterkoma.org, telah berhasil menarik perhatian saya untuk segera menyaksikan kisahnya dalam lakon Gemintang.
Kisah Cinta Di Negeri Tanpa Cinta bukanlah kisah percintaan biasa. Ini adalah kisah cinta antara Alien bernama Ssumphphwttsspahzaliapahsttphph dengan anak manusia yang bernama Arjuna Wibowo. Lalu alien itu akhirnya dipanggil dengan nama Sumbadra oleh Arjuna, untuk lebih mudah mengucap dan mengingat namanya.
Pertunjukan dimulai dengan prolog Arjuna Wibowo, putra dari Wibowo Sumardjo yang telah berhasil mendapatkan gelar Doktor Astronomi di Bandung. Latar pertunjukan berada di Lembang yang merupakan tempat peneropongan bintang.
Arjuna menceritkan tentang keluarganya pada Sumbadra. Juga menceritakan tentang ayahnya, Wibowo Sumardjo yang awalnya seorang pedagang kemudian Wibowo masuk ke partai dan menjadi anggota Dewan Rakyat, tapi korupsi. Ayahnya mempunyai dua istri. Yang pertama bernama Astini dan istri yang kedua bernama Niken.
Di sini sosok Sumbrada menceritakan kalau jarak dari planetnya menuju Bumi bisa ditempuh dalam waktu 12 milyar tahun bumi. Letaknya sangat jauh sekali dari galaksi Bima Sakti. Sumbrada mempunyai kemampuan teleportasi sehingga ia bisa menemui kekasihnya, Arjuna dengan sekejap mata.
Percakapan pun dimulai antara Sumbrada dan Arjuna, di mana Arjuna bersumpah akan mencintai Sumbrada selamanya dan akan Segera menikahinya. Meskipun dari sumpah itu nyawalah taruhannya.
Dari lembang alur cerita berubah ke latar rumah Wibowo Sumardjo. Tokoh yang muncul di sini adalah Sahlinaz, Ibunda Wibowo Sumardjo, Neneknya Arjuna Wibowo yang selalu menyebut dirinya Kejora, serta Sahranasyad, kakak Wibowo Sumardjo yang selalu menyebut dirinya Rambo.
Sahranasyad selalu ingin mengajak Sahlinaz untuk bermain peran dan bersandiwara layaknya anak kecil yang bermain perang-perangan. Namun sayangnya Sahlinaz selalu menolak karena ia sudah merasa tua dan lelah untuk terus bermain sandiwara setiap harinya.
Lalu masih dalam latar yang sama, Pratiwi, anak Wibowo Sumardjo dari istri yang pertama, Astini muncul dengan adegan bertengkar oleh ibunya. Perkaranya Astini melarang Pratiwi untuk pulang pagi.
Adegan berikutnya ada kakak ipar Wibowo Sumardjo, namanya Aprat Sakiro, kakanya Astini, serta Subrat Balia, paman Niken. Di sini mereka beradegan dengan penuh canda. Tapi bukan sembarang canda. Canda yang berisikan sentilan-sentilan untuk para koruptor. Salah satunya mereka bilang, “Di negara ini ada yang Maju”. “Apanya?” Tanya Aprat. Dengan sepontan Subrat menjawab “Korupsinya”. Mendengar itu, sontak para penonton pun tertawa.
Perlahan tapi pasti ramalannya Aprat terjadi. KPK berhasil menangkap satu per satu para koruptor yang korupsi pada partainya Wibowo. Rumah Wibowo pun di gerebek. Tapi sebelumnya Wibowo membakar semua berkas-berkas untuk menghilangkan bukti. Sejumlah uang Wibowo transfer ke sanak saudara yang dipercaya. Yang nantinya akan diminta kembali dengan imbalan beberapa persen.
Pada akhirnya Wibowo masuk penjara. Ia dimiskinan. Sahranasyad dan Sahlinaz menjadi gelandangan, berharap ada seseorang yang mau menerima nenek tua dengan seorang anaknya yang gila itu. Memberikan tempat tinggal sampai maut menjemput.
Astini dan Pratiwi menyusul Arjuna ke Lembang. Namun sesampainya di Lembang hanya pil pahit yang ia terima. Sumbrada tak kunjung datang. Mereka pun tidak jadi pergi ke planet Sumbrada. Astini menangis, Pratiwi menangis karena kasihan liat Arjuna yang nampak gila. Arjuna pun menangis karena ditinggal pergi oleh kekasihnya yang tidak akan kembali lagi.
Begitulah akhirnya, sejoli dari dua planet yang berbeda. Lalu bertemu dan jatuh cinta. Namun, Arjuna tetap menunggu dan terus menunggu sampai ia menua.
Ya, yang seperti kita tahu, kisah cinta dua dunia sulit untuk bersatu. “Beginilah cinta, deritannya tiada akhir.” -Pangliama Tian Feng-



