Ruang Tengah

Saya Tidak Membutuhkan KRL Premium

IMG_20181227_173627_1
(KRL berhenti di stasiun Jayakarta: Dokumen Pribadi)

Sebagai komuter, seseorang yang berpergian ke suatu kota untuk bekerja dan pulang kembali ke kota tempat tinggalnya setiap hari, bukanlah perkara mudah. Ada tantangan tersendiri. Terutama soal transportasi.

Bagi saya yang tinggal di kota Bekasi dan bekerja di Orion Dusit, Mangga Dua Mall, Jakarta. Transportasi merupakan prioritas utama yang saya pikirkan. Saya punya dua pililhan: Menggunakan kendaraan pribadi, yaitu sepeda motor, atau menggunakan transportasi umum, yaitu KRL?

Dengan berbagai macam pertimbangan, mulai dari jarak, tenaga, waktu tempuh, dan rupiah yang dikeluarkan untuk ongkos. Saya memilih menggunakan transportasi umum; KRL. Kini KRL menjadi transportasi andalan saya. Tidak hanya saya, teman-teman komuter yang berasal dari kota Bogor, Depok, dan sekitarnya pun mengandalkan tranportasi ini.

Kehadiran KRL yang mempunyai motto The Best Choice For Urban Transportation, semakin menjadi primadona bagi masyarakat perkotaan. Demi terciptanya pelayanan yang mutakhir dan kenyamanan untuk, proyek pembangunan di stasiun-stasiun masih terus berlangsung.

Misalnya, stasiun Manggarai, Jatinegara, Cakung, Kranji, dan stasiun-stasiun lain. Ketika saya sedang dalam perjalanan di KRL, saya masih melihat proses pembangunan double track di sepanjang jalur Bekasi sampai Jatinegara. Artinya sampai saat ini PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) belum selesai berdandan.

Pada libur akhir pekan ini, Sabtu (22/12/2018), ketika saya yang sedang menikmati segelas kopi ditemani khongguan isi rangginang, saya terkejut mendapat kabar dari beberapa media arus utama mengenai pemuthakiran pelayanan dari PT KCI. Yaitu, KRL Premium.

***

Seperti yang dimuat di media arus utama PT KCI berencana mengoperasikan KRL premium di Jabodetabek. Uji coba KRL premium akan dilakukan pada pertengahan 2019. Dari segi fasilitas, KRL premium memiliki tingkat kenyamanan lebih baik dibanding KRL reguler (KRL yang biasa kita gunakan setiap hari).

Tetapi wacana itu nampaknya menuai banya kontra. Terutama dari YLKI. Beberapa netizen pun menyuarakan pendapatnya melalui twitter. Namun demikian, saya bisa bernafas lega. Sebab rencana tersebut secara resmi sudah dibatalkan setelah PT KCI mendapat masukan dan berkonsultasi dengan sejumlah pihak.

“Dari hasil tersebut, PT KCI memutuskan untuk membatalkan rencana pengoperasian KRL Premium,” kata Eva dalam keterangan tertulis, Minggu (23/12/2018) malam. “KCI selanjutnya akan melakukan berbagai inovasi untuk tetap memberikan pelayanan yang semakin baik,” pungkasnya. (Sumber:  megapolitan.kompas.com)

***

Mendengar kabar tersebut, pikiran saya melayang jauh pada beberapa tahun lalu. Dalam ingatan yang buruk, bayang-bayang pertama kali saya naik KRL terlintas di benak kepala.

Kurang lebih sekitar tahun 2000an, saya diajak oleh bapak naik KRL yang bukan ekonomi dengan tujuan Jakarta Kota. Semacam KRL kelas eksekutif. KRL yang ber AC, pintunya bisa tertutup, tanpa pengamen, tanpa pedagang asongan, dan tanpa orang-orang yang naik ke atas atap KRL. Mengingat hal ini, kita sudah melewati sejarah panjang perjalanan KRL. Wajar saja jika YLKI menilai kalau hadirnya KRL premium adalah sebuah kemunduran.

Apakah KRL Premium tidak menambah padat jalur lalu lintas perkereta apian kita? Selama 10 hari terakhir ini, 13 Desember 2018 sampai 22 Desember 2018, ada 13 gangguan oprasional KRL. Gangguan lintas/operasional ini nyata kerap terjadi. Meskipun dari pihak PT KCI menyebutkan, kehadiran KRL Premium tidak akan mengganggu perjalanan KRL Regular. Semua ini terkait dengan jumlah armada KRL itu sendiri. Jika saat ini KRL sudah banyak namun fasilitas operasional seperti double track belum siap, kehadiran KRL Premium akan berpotensi menghambat perjalanan KRL regular. Terlebih lagi KRL Regular harus berbagi jam dan jalur dengan kereta jarak jauh, kereta barang, dan kereta bandara.

Sebagai pengguna KRL, saya tidak mendambakan KRL yang kursinya bisa diduduki selama perjalanan. Saya tidak mendambakan KRL yang tidak berhenti ditiap stasiun. Saya tidak mendambakan akses wifi gratis dan lainnya. Yang terpenting bagi saya, kapasitas angkut KRL harus bisa lebih banyak lagi dari pada saat ini. Agar tidak ada lagi penumpang yang terdampar di stasiun-stasiun transit ketika jam sibuk berlangsung. Terlebih lagi saat ada gangguan operasional.

Tentu saja tidak lupa juga memperhatikan kenyamanan dan keamanan, baik saat berdiri ataupun duduk di kursi. Jadi ketika KRL sudah terlihat penuh, maka KRL berikutnya harus segera tiba. KRL yang berikutnya ini sudah nampak penuh lagi, KRL yang berikutnya lagi pun harus segera tiba. Jika seperti ini berdiri pun tak masalah, asal tidak mengalami kepadatan penumpanh di dalam KRL, alias pepes.

Jika armada KRL sudah banyak, kita sebagai pengguna secara otomatis akan sadar untuk tidak berdesak-desakan. Naik dan turun penumpang secata tertib. Sebab KRL berikutnya akan segera tiba, kita jadi tak perlu khawatir lagi untuk menunggu lama di stasiun. Kita juga tidak khawatir terlambat masuk kerja, kika waktu tempuh perjalanan selalu tepat. Di stasiun keberangkatan awal pun akan hilang pemandangan para penumpang yang masuk secara tidak tertib untuk berebut kursi.

Jika perjalanan KRL sudah tepat waktu, cepat dan tidak ada gangguan-gangguan operasional, sudah nyaman, waktu tempuh selalu tepat, stasiun-stasiun mudah diakses dan terhubung dengan semua transportasi umum lainnya. Sebagai masyarkat, saya pribadi akan lebih memilih transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi. Itu aja.

Saya cukup sadar diri, dengan merogoh ongkos Rp 4000 untuk relasi Bekasi-Jayakarta, pelayanan yang saya dambakan itu sudah sangat lebih dari kata cukup. Sebab dengan uang segitu, saya tidak membutuhkan KRL premium.


Tulisan ini dibuat untuk menunaikan tugas dari Tempo Institute, Kelas Tanpa Batas, Teknik Menulis Dasar: Kelas Dasar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s