Sejak tahun lalu, Bapak saya pensiun dari pekerjaannya mengajar di sebuah Perguruan Tinggi di Semarang. Ibu saya yang paling khawatir dengan kondisi ini.
“Bapak nanti kalau pensiun terus mau ngapain, ya? Banyak temen-temen mamah yang pensiun lalu pada sakit gara-gara nggak ngapa-ngapain, e.” begitu cerita ibuku. Hampir setiap hari.
Tapi aku merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab aku melihat, Bapak memang sudah menyiapkan diri. Menjelang masa pensiunnya dulu, beliau mulai akrab dengan tokoh masyarakat di desa dan mulai ikut solat berjamaah di masjid. Ketika aku pulang pada bulan Agustus tahun lalu, beliau bercerita mau mengelola sampah dan kotoran hewan menjadi pupuk.
Lima bulan setelahnya, kebun depan rumah digarap oleh Bapak dan rekan-rekannya menjadi taman yang cantik (menurutku. Cantik itu subjektif, kan?). Dan aku melihat, Bapak yang sehat dan bersemangat.
Kurasa, memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
NB: Kak Allan Maullana nampak menikmati berkegiatan di taman ini. Maklum saja, di tempat tinggal kami di Bekasi, tidak ada yg seperti ini. Sedangkan aku, sibuk mendaftar hal-hal apa saja yg harus ditambah dari taman kecil ini.
Aaak.. mau main ke sini Kak Mei 😍😍
SukaSuka
Ditunggu kedatangannya di Jogja, Kak Ade 🙂
SukaSuka
Aamiin.. semoga kesampaian main2 ke pulau jawa lagi kak… udah empat tahun ke sana wkwkw xD
SukaSuka