Ruang Tamu

Bapak Setelah Pensiun

Sejak tahun lalu, Bapak saya pensiun dari pekerjaannya mengajar di sebuah Perguruan Tinggi di Semarang. Ibu saya yang paling khawatir dengan kondisi ini.

“Bapak nanti kalau pensiun terus mau ngapain, ya? Banyak temen-temen mamah yang pensiun lalu pada sakit gara-gara nggak ngapa-ngapain, e.” begitu cerita ibuku. Hampir setiap hari.

Tapi aku merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab aku melihat, Bapak memang sudah menyiapkan diri. Menjelang masa pensiunnya dulu, beliau mulai akrab dengan tokoh masyarakat di desa dan mulai ikut solat berjamaah di masjid. Ketika aku pulang pada bulan Agustus tahun lalu, beliau bercerita mau mengelola sampah dan kotoran hewan menjadi pupuk.

Lima bulan setelahnya, kebun depan rumah digarap oleh Bapak dan rekan-rekannya menjadi taman yang cantik (menurutku. Cantik itu subjektif, kan?). Dan aku melihat, Bapak yang sehat dan bersemangat.

Kurasa, memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

NB: Kak Allan Maullana nampak menikmati berkegiatan di taman ini. Maklum saja, di tempat tinggal kami di Bekasi, tidak ada yg seperti ini. Sedangkan aku, sibuk mendaftar hal-hal apa saja yg harus ditambah dari taman kecil ini.

Yogyakarta, Jumat 15 Februari 2019.

3 tanggapan untuk “Bapak Setelah Pensiun”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s