Perpus

Putri Cerdik Bernama “Citra Rashmi”

20190702_083158-01
buku Citra Rashmi (dokumentasi pribadi)

“GUE BUTUH LANJUTAN CERITANYAAAAA…”

Itu yang aku teriakkan ketika menutup halaman terakhir buku berjudul Citra Rashmi: Konspirasi Putri Mahkota karya Tasaro GK.

Sebelumnya, aku membaca buku berjudul Pitaloka: Cahaya yang ditulis oleh penulis yang sama. Buku itu pernah aku bahas di sini. Sayangnya, buku itu bersambung. Setelah berkelana di internet, aku kemudian menemukan buku Citra Rashmi: Konspirasi Putri Mahkotayang diterbitkan oleh Penerbit Qanita. Menurut kabar yang beredar, buku Citra Rashmi ini adalah gabungan dari buku Pitaloka (Cahaya) dan Tahta Nirwana. Berarti lanjutan cerita yang aku cari ada donk di buku ini?

Aku lantas memesan buku ini secara daring di sebuah marketplace.

Setengah pertama buku ini mirip dengan buku Pitaloka (Cahaya), menceritakan tentang masa kecil Puteri Dyah Pitaloka Citra Rashmi dan pertarungan antara padepokan Candrabhaga dengan pemberontak Yaksapurusa.

Nah, setengah bukunya lagi adalah cerita yang sama sekali baru bagiku. Setengah bukunya lagi sebagian besar bercerita tentang konflik-konflik yang terjadi di kerajaan Surawisesa. Tentang saudara kembar Citra Rashmi yang diasingkan, tentang Permaisuri yang tersingkir, tentang raja yang bimbang, dan tentang penyusup-penyusup di kerajaan terbesar di tanah Sunda saat itu.

Ada lebih banyak tokoh yang harus kita kenal di setengah buku Citra Rashmi ini. Namun entah mengapa, aku merasa semua tokoh yang ada di dalam cerita ini sebenarnya saling berhubungan.

Akan aku ceritakan secara singkat kondisi di kerajaan Surawisesa dalam buku ini. Raja Linggabhuwana memiliki seorang permaisuri bernama Dewi Lara Lisning, yang merupakan ibu dari Citra Rashmi. Namun orang terdekat raja, bukanlah Sang Permaisuri melainkan selir bernama Pwahaci. Pwahaci ingin supaya Bayutala, anaknya, bisa naik tahta.

Orang-orang di istana pun terbagi menjadi 2 kubu. Yang memihak Dewi Lara Lisning dan yang memihak pada Pwahaci. Kondisi tersebut diperumit oleh pemberontak Yaksapurusa yang sedang menghimpun kekuatan di lereng Gunung Pangrango dan semakin besarnya kerajaan tetangga Wilwatikta (Majapahit).

Dalam pusaran masalah tersebut, Citra Rashmi dengan kecerdikannya membuat banyak strategi dan taktik. Sayangnya, buku ceritanya berhenti di bagian yang menurutku menegangkan dan membuat penasaran!

Membaca buku ini, meneguhkan kekagumanku pada penulisnya. Secara detail, dia bisa menceritakan tentang pertarungan pertarungan yang dialami oleh Citra Rashmi. Secara konsisten, dia bisa memberi karakter yang kuat pada tokoh-tokohnya. Dan secara indah, dia bisa menarasikan cerita panjang yang tidak menjemukan.

Bagian yang menggemaskannya adalah bagaimana Tasaro membuat cerita tentang hubungan Citra Rashmi dan Elang Merah, yang kalau kata anak jaman sekarang adalah love hate relationship. Elang Merah berupaya untuk memberi kode bahwa dia menyukai Citra Rashmi dan siap melakukan apa saja. Namun Citra Rashmi berusaha mengelak dari perasaan itu.

Di ulasan buku Pitakola (Cahaya), aku mengatakan bahwa Puteri Citra Rashmi digambarkan sebagai sosok yang angkuh dan keras kepala. Dalam buku Citra Rashmi, di sini aku menemukan bahwa Putri Citra Rashmi bukan saja teguh pendirian namun juga bijaksana. Dia bisa melampaui perasaan pribadinya demi tujuan yang lebih tinggi.

Ketika Elang Merah menyatakan perasaannya, Citra Rashmi berkata, “Di atas bumi ini, banyak hal yang lebih layak untuk diperjuangkan. Perdamaian, kesejahteraan rakyat, dan perlawanan terhadap ketidakadilan.”

Buku ini terbit tahun 2013. Kurang lebih 6 tahun yang lalu. Namun tanda-tanda keberadaan buku keduanya belum bisa aku temukan. Di beberapa blog aku mendapat info bahwa buku keduanya memang belum diterbitkan. Terus gimana supaya aku bisa tahu lanjutan ceritanya?


Tulisan ini pertama kali dimuat di kompasiana.com tangga 3 Juli 2019

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s