
Merenungi Cerita-cerita dalam Buku “Kitab Rasa”
Buku “Kitab Rasa” karya Puthut EA (dokumentasi pribadi)
Buku Kitab Rasa ini aku ambil sepaket dengan buku Sastrawan Salah Pergaulan dan Leladi Bebrayan yang sudah aku bahas sebelum ini. Buku terbitan Buku Mojok ini berisi 8 cerita pendek dan 1 buah cerita pengantar dari penulisnya, Puthut EA. Seperti cerita-cerita dalam buku Puthut EA yang lain, cerita-cerita dalam buku ini membuatku merenung setelah aku menutup halaman terakhir.
Apa yah, ceritanya itu menyentuh hati dan membuat berfikir.Beberapa cerita, gagasan utamanya pernah aku baca di status FB penulis. Statusnya sih macam orang ngedumel tapi memang membuka wawasan. Aku nggak nyangka ‘tulisan jadinya’ bisa seindah itu dan lebih dalam lagi.
Salah satu cerita yang aku ingat kalau gagasan utamanya ada di status FB Puthut EA adalah yang berjudul “Mereka Tak Ingin Kita Bahagia”. Dalam status FB itu, Puthut EA mengatakan (kalau nggak salah ya, soalnya kayaknya ini status FB lama banget) bahwa masa kecilnya adalah proses penghancuran komoditas kopra.
sehingga orang beralih ke minyak kelapa sawit. Sekarang, menurut penelitian, minyak kelapa itu paling sehat dan semua orang mencarinya. Hal tersebut juga terjadi pada kopi dan rokok kretek. Pesan dalam status tersebut adalah kita harus berhati-hati membuat klaim. Kalau tidak tahu ya belajar.
Bentuk tulisan di bukunya seperti naskah pidato atau orasi yang dimulai dengan kata-kata “Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya…”. Penulis berbasa basi dengan menanyakan tentang Maluku pada pembaca atau pendengarnya di awal. Kemudian beliau bercerita tentang sejarah kerajaan Ternate dan orang-orang Eropa yang berusaha menguasai kepulauan Maluku.
Cerita berlanjut ke acara-acara wisata di TV yang meliput tentang keindahan alam di Maluku, perahu asing yang menangkapi ikan di perairan kepulauan Maluku, perusahaan tambang yang yang merusak lingkungan, hingga akhirnya bercerita tentang komoditas daerah Maluku. Tentang cengkeh, pala, cokelat, kopi, dan kelapa.
Puthut EA menulis naskah pidato ini seolah-olah dia adalah orang Maluku. Indah banget!
Kitab Rasa adalah judul salah satu cerita di buku ini. Ceritanya, si tokoh Aku dan temannya yang bernama Ryan datang ke tempat makan. Pemilik tempat makan itu pun mengkisahkan lika-liku hidupnya. Ryan tertarik dengan kisah-kisah pemilik warung makan yang bersabung menghadapi hidup. Beberapa kali tokoh Ryan dan aku berkunjung ke warung makan yang pemiliknya mengalami kisah hidup yang menarik.
Dalam pengantar penulis yang berjudul ‘Usaha Menulis Sebuah Cerita Pendek’, Puthut menceritakan tentang naskah cerita pendeknya yang lebih cocok untuk dijadikan novel. Mungkin cerita ‘Kitab Rasa’ ini kali ya yang dimaksud?
Kayaknya cerita ‘Kitab Rasa’ ini lebih menarik kalau dipanjangin dan dibikin novel. Soalnya, awalnya aku kira buku ini isinya tentang kisah-kisah dari pemilik warung makan. Hahaha….