Ruang Tengah

Berupaya Lebih Keras Lagi untuk Bukumee

Foto ini aku pakai buat di Shopee Bukumee, loh… 🙂

Bukumee sudah menginjak usia satu tahun. Selama itu juga Bukumee coba merangkak untuk bisa bergerak. Tentu bergerak maju ke depan. Geraknya masih belum stabil. Bahkan untuk bisa dikatakan bergerak dengan lambat saja belum. Apalagi bergerak cepat, masih sangat belum.

Dalam usia satu tahunnya Bukumee ini, saya banyak intropeksi. Banyak yang saya kaji. Mulai dari penjualan, stok-stokan, promo, alur masuk-keluar barang, alur masuk-keluar keuangan Bukumee, respon DM atau WA, kemasan pengiriman, marketplace, sampai konten–gambar–yang ada di media sosial Bukumee. Di satu waktu saya mendapatkan pertanyaan dari Bukumee, bagaimana Aku–Bukumee–di tahun 2020 ini?

Pertanyaan itu tidak bisa saya jawab sendiri. Tentu saja kehadiran Bukumee tidak lepas dari Dik Meita. Ia juga ambil peran. Di kesempatan lain saya mendiskusikan hal itu dengan Dik Mei. Ya, kami mendapatkan banyak jawaban atas pertanyaan itu. Dengan begitu sudah pasti banyak yang akan kami lakukan untuk Bukumee, meskipun belum bisa kami lakukan secara maksimal sebab keterbatasan waktu, kemampuan, dan fasilitas. Maka dari itu kami musti banyak-banyak belajar, berusaha, dan bekerja untuk Bukumee lebih keras lagi.

Pada dasarnya kehadiran Bukumee berjualan secara online. Jadi tidak bisa lepas dari media sosial, dong. Dari sisi medsos selama setahun ini Bukumee selalu menyodorkan produk ke pemirsa. Pola itu harus kami ubah. Dari yang selalu menjadi tidak selalu. Nah, untuk perubahan ini saya dan Dik Mei harus berpikir kreatif. Jujur saja, hal itu–kreatif–sangat sulit saya lakukan karena dasarnya, saya bukanlah orang yang kreatif. Saya tidak bisa apa-apa untuk membuat sesuatu yang murni dari diri saya sendiri.

Misalnya gini, untuk konten–gambar–di medsos, Bukumee ingin memberi sebuah kutipan. Memberi kutipan, tidak hanya mengetik kalimat saja. Polos begitu saja. Tapi harus juga diberi latar, warna, bahkan ilustrasi gambar.

Nah, untuk hal itu Bukumee butuh gambar. Butuh seseorang yang bisa memberikan itu. Saya sempat menghayal, seandainya Bukumee punya cukup uang sudah pasti merekrut seseorang dengan kemampuan itu. Ya, seorang ilustrator. Tapi kenyataanya kan, tidak. Bukumee belum cukup uangnya untuk menggaji orang lain.

Lalu dalam diskusi dengan Dik Mei, saat membahas bagian ilustrasi, Dik Mei melirik saya. Melihat ke wajah saya dengan tatapan yang tajam. Hah, saya benci tatapan itu. Saya langsung merasa tertunjuk. Ya, mau tidak mau saya harus melakukan peran itu. Padahal saya tidak ada kemampuan menggambar secara digital. Boro-boro digital, gambar pakai pensil aja di atas kertas nggak becus. Apalagi harus bersentuhan langsung dengan Adobe Photoshop, Adobe Ilutrator, atau Corel Draw.

Kembali ke yang saya bilang tadi: Belajar! Bahkan lebih keras lagi dari biasanya. Saya musti pelajari itu–membuat gambar yang mendukung kebutuhan konten Bukumee. Ternyata, saya malah kebanjiran sumber pelajaran. Mulai dari web/blog, media sosial, sampai kanal Youtube. Melihat hal ini saya cukup optimis untuk mempelajarinya. Pada akhirnya, saya baru menemukan resolusi saya di tahun 2020 ini: fokus belajar untuk Bukumee.

Akhir kata, selamat hari jadi pertama Bukumee, selamat ulang tahun untuk pemirsa Bukume, dan untuk pelanggan–yang sampai saat ini masih berbelanja di Bukumee. Terima kasih teman-teman atas masukan saran dan kritik melalui saya dan Dik Mei untuk Bukumee.

Salam hangat.


PS: Teman-teman yang mau melihat stok-stokan buku di Bukumee bisa berkunjung ke marketplace Tokopedia atau Shopee.

Silakan:

Shopee: https://shopee.co.id/bukumee
Tokped: https://m.tokopedia.com/bukumee

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s