Perpus

Memilah Tugas Kita sendiri dan Menyingkirkan Tugas Orang Lain

Data Buku:
Judul: Berani Tidak Disukai
Penulis: Ichiro Kishmi & Fumitake Koga
Penerbit: Gramedia
Cetakan kedua, November 2019

Apa buku yang teman-teman baca minggu ini?

Kalo aku, minggu ini baca buku Berani Tidak Disukai. Seru banget menyimak percakapan seorang filsuf dan seorang pemuda yang ngeyelan. Heheheee 😁

Bersama dengan seorang pemuda yang merasa hidupnya tidak bahagia, buku ini mengajak kita untuk mengunjungi seorang filsuf penganut teori psikologi Adler. Filsuf tersebut mengajarkan bahwa dunia ini sederhana dan kebahagiaan dapat diraih oleh setiap manusia.

Selama 5 malam, kita akan menyimak diskusi pemuda dengan filsuf ini tentang kebebasan, keberanian, dan kebahagiaan. Apa hubungannya kebahagiaan dengan berani tidak disukai? Bukannya kita bahagia kalau semua orang suka sama kita?

Ternyata bukan, lho… Kita bahagia bukan karena semua orang suka sama kita. Dalam ajaran Yudaisme, kita bisa menemukan hal berikut: dari 10 orang, akan ada 1 orang yang mengeritikmu, tak peduli apa pun yang kaulakukan. Orang ini akan membencimu, dan kau juga tidak akan belajar menyukainya.

Lalu, akan ada 2 orang lain yang menerima segala hal tentang dirimu dan kau juga akan menerima segala hal tentang mereka, dan menjadi teman dekat mereka. Tujuh orang lainnya adalah orang-orang yang bukan terdiri dari kedua tipe tersebut.

Kita tidak akan sempat bahagia kalau harus membuat seorang pembenci dan 7 orang yang netral ini menyukai kita. Jadi, bagaimana kita bisa bahagia? Salah satu cara yang dijelaskan oleh filsuf adalah dengan memilah mana tugas kita dan mana tugas orang lain.

Juga memastikan mana hal yang bisa kita ubah dan mana yang tidak. Pemilahan tugas inilah yang kemudian membuat buku ini disebut Marie Kondo untuk jiwa. Seperti yang kita tahu, Marie Kondo mengajarkan kita beres-beres supaya rumah kita rapi dan bebas dari tumpukan barang sehingga mendatangkan rasa bahagia dan hidup yang lebih bermakna.

Dengan kita memilah tugas kita sendiri dan menyingkirkan tugas orang lain, lalu berfokus pada hal-hal yang bisa kita ubah dan mengabaikan hal-hal yang tidak bisa kita ubah, kita bisa hidup dengan lebih sederhana dan bahagia. Dalam perjalanannya, memilah mana tugas kita dan mana tugas orang lain memang tidak mudah.

Dalam melakukan sesuatu, sering kali kita memikirkan apa kata orang. Bagaimana kalau orang mengejekku? Bagaimana kalau orangtuaku kecewa? Bagaimana kalau orang membenciku?

Filsuf dalam buku ini kemudian menekankan bahwa memenuhi ekspektasi orang lain, termasuk keluarga, bukanlah tugas kita. Yang harus kita lakukan sehubungan dengan hidup adalah memilih jalan terbaik yang kita yakini dan tidak melakukan intervensi terhadap tugas orang lain.

Karenanya, filsuf itu bilang keberanian untuk bahagia itu termasuk keberanian untuk tidak disukai. Percakapan pemuda dan filsuf ini tidak hanya membuatku tergerak untuk memilah-milah tugas. Mereka juga mengajakku untuk menelaah apa yang terjadi di sekitarku.

Ketika ada orangtua yang memaksa anaknya melakukan sesuatu dan dia berkata,“ini semua untuk kebaikanmu?”, benarkah itu untuk kebaikan si anak? Pantaskah seorang suami berkata pada istrinya yang merupakan ibu rumah tangga, “aku tidak mau mendengarkanmu karena bukan kamu yang mencari uang. Karena akulah makanan ini ada di meja.”? Atau seorang atasan yang berkata pada karyawannya, “kamu ini beruntung punya pekerjaan. Apalagi sih yang kamu keluhkan?”?

Segala fenomena itu ada penjelasannya dalam berbagai kemungkinan. Walaupun sampai aku menutup buku ini, aku belum tahu apa yang harus aku lakukan selain memilah-milah tugasku sendiri.

Bagian paling menarik dari buku ini adalah ketika filsuf menjelaskan tentang hidup yang seperti perjalanan. Bukan tentang bagaimana kita bisa secara efisien sampai di tempat yang kita tuju, tapi tentang bagaimana kita menikmati momen-momen sejak kita keluar dari rumah hingga ke tempat tujuan. Ini mengingatkanku pada cerita dalam komik Koel yang berjudul Sangkan Paran.

Bekasi, 24 Oktober 2020
Meita

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s