Walaupun aku lama banget baca buku ini, tapi serius deh sebenarnya buku ini cukup menarik. Secara keseluruhan kita akan menyelami pikiran dan perasaan seorang anak remaja menghadapi situasi di sekelilingnya.
Bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi yang mengusik hati nuraninya. Bagaimana dia belajar untuk memahami teman-teman sekelasnya. Di edisi terjemahan Bahasa Indonesia, blurbnya cuman “mana sosokmu yang sebenarnya? Yang malam atau yang siang?”
“Perundungan selalu punya alasan dan dimulai karena alasan yang tepat. …
“Ada alasan yang baik dan ada juga yang buruk. Bahkan, orang yang menjadi pemicu tersebut belum tentu buruk.”
Sumino Yoru – At Night, I Become A Monster (hal. 58)
Pas awal-awal buku ini terbit, di sebuah diskusi penerjemahnya mengatakan bahwa blurb ini memang sengaja dibuat singkat seperti ini supaya pembaca tidak terfokus pada kasus perundungan tapi bisa melihat cerita secara keseluruhannya.
Setelah membaca buku ini sampai selesai, aku setuju sih dengan keputusan penerjemah. Ketika aku membaca blurb yang edisi bahasa Inggris di Goodreads, di bayanganku, cerita akan berpusat pada Yano Satsuki, unexpected victim of bullying.
Tapi buat aku, cerita ini sebenarnya mengajak kita mengikuti proses seorang anak remaja yang berusaha mencerna kejadian-kejadian yang ada di kelasnya. Dan ini bukan hanya tentang Yano Satsuki, tapi banyak orang lainnya di kelas itu termasuk wali kelas dan guru UKS.

At Night, I Become A Monster
Penulis: Sumino Yoru
Penerjemah: Andry Setiawan
Penerbit versi Bhs. Indonesia: Penerbit Haru
Jumlah halaman: 300 hlm
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: 978-623-7351-95-5
Cetakan Pertama, Maret 2022