Perpus

4 Hal Related dalam Buku “Santai Aja, Namanya Juga Hidup!”

Kemarin, saat membereskan rak buku, aku sempat membaca buku berjudul ‘Santai Aja, Namanya Juga Hidup!’ yang sampul depannya bergambar penguin gendut dengan akuarium ikan di atasnya. Dia berjalan di atas batu pijakan sungai.

Ya ampun, buku ini gemas sekali! Buku ini diterjemahkan dari Bahasa Korea dan diterbitkan oleh Transmedia Pustaka.
Saat aku buka, isinya adalah kisah perjalanan penguin dan ikan mas koki, peliharaannya. Buku ini bukan novel.

Jadi bukunya ini kayak komik gitu. Isinya sketsa-sketsa pertemuan penguin dengan hewan-hewan lainnya. Dan aku baca 311 halaman itu dalam waktu 1 jam!

Aku mendapatkan banyak hal yang related dalam kehidupan dari cerita pertemuan penguin dan hewan-hewan ini. Tapi ada 4 yang sangat berkesan. Yuks, mari~

Tuh, kan… Gambarnya gemas, kan~

#1 Aku Punya Jalan Hidup Sendiri

Ada satu sketsa yang bercerita tentang kuda yang tidak berhenti. Dia terus saja berlari meski kesakitan setelah terjerembab terantuk batu. Katanya, supaya tidak ketinggalan dengan yang lain.

Di tempat lain, ada seekor primata (aku nggak tahu ini gambar hewan apa huhuhu) yang sedang duduk memandang bunga. Penguin datang menghampirinya dan bertanya, “kamu nggak takut ketinggalan jauh kalau lihat hewan-hewan yang melaju kencang?”

Primata itu kemudian menjawab, “karena mereka berlari kencang, bukan berarti aku ketinggalan, kan? Aku cuma bergerak sesuai kecepatanku saja.”

Harus diakui ya, kan, Si Primata itu ada benernya. Kalau orang lain punya apapun yang mereka miliki, bukan berarti aku gagal. Aku cuma bergerak sesuai kecepatanku.

#2 Kalau Suka, Ya, Suka Aja

Dalam sebuah sketsa diceritakan Penguin yang suka menggambar. Ikan Mas koki, peliharaannya, berkata bahwa dia bisa menjadi pelukis. Tapi penguin berkata, “aku hanya ingin menggambar menjadi kegemaranku saja.”

Nggak tahu ya, buatku, kata-kata si Penguin ini seperti mengajakku untuk beristirahat dari segala macam hal berbau investasi dan peluang usaha. Di Twitter, aku pernah membaca seseorang yg berkata bahwa membeli kopi kekinian bisa jadi merupakan investasi utk bisa membuka kedai kopi.

Ya ampun, aku mah ya, beli kopi ya beli aja. Beli karena aku punya uang dan aku tahu harganya enak. Aku nggak kepikiran itu adalah investasi.

Di Kompasiana, aku pernah membaca seseorang yang menjadikan buku sebuah investasi. Betul-betul dia harus untung dari membaca buku tersebut. Paling tidak balik modal dengan membuat ulasan buku tersebut dan dimuat di media.

Aku tidak pernah membeli buku seperti transaksi dagang macam itu. Aku membeli buku karena aku suka aja bacanya. Lebih tepatnya karena suka mengoleksinya.

Ketika terlalu banyak orang menganggap semua hal yang dilakukan adalah investasi, aku jadi merasa hidupku unfaedah. Berasanya aku cuma tahu foya-foya aja. Pantesan orang-orang cepet kaya dan akunya masih gini-gini aja.

Tapi kalo semua-mua dipikir jadi investasi berat nggak sih? Jadi, kata-kata penguin itu menjadi pembenaran untukku.

#3 Perbedaan Itu Wajar, Bukan Hal yang Perlu Diperbaiki

Ada cerita, dalam perjalanan Sang Penguin, dia disapa oleh seekor burung. Burung tersebut merasa penguin aneh karena penguin membawa-bawa akuarium ikan mas koki di kepalanya. Penguin mengaku bila dirinya aneh. Burung tersebut kemudian mengatakan bahwa penguin harus memperbaiki sikapnya supaya tidak dibilang aneh.

Penguin kemudian berkata pada burung, “Aku memang aneh, tapi aku tidak rusak. Hal rusaklah yang perlu diperbaiki. Hanya karena aku berbeda sama yang lain, hanya karena aku nggak sejalan dengan pikiranmu kenapa kamu anggap aku seperti barang rusak? Bukannya justru kamu yang rusak karena menganggap hal yang berbeda itu salah.”

Cerita ini related dengan kehidupan sehari-hari kita kan ya? Bukan kita ding. Aku. Cerita ini related dengan kehidupanku. Aku sering dianggap aneh karena betah untuk tidak keluar rumah di saat tetangga yang lain berkumpul untuk mengobrol di warung depan.

Aku sering dicibir tetangga karena lebih suka belanja kebutuhan rumah tangga secara online di saat yang lain menunggu promo di minimarket depan komplek. Ya urusan orang kan beda-beda ya.

Mungkin suatu hari aku perlu mengumpulkan keberanian untuk berkata,

“kenapa sih aku diperlakukan seperti barang rusak hanya karena punya kesenangan yang berbeda?”

#4 Kebahagiaan Itu Milik Sendiri, Tidak Perlu Melibatkan Orang Lain

Di sebuah sketsa penguin sedang duduk dan di sampingnya, ada seekor hewan yang sedang membaca koran. Lalu lewatlah seekor anjing yang sedang dari mukanya terlihat lelah sampai menjulurkan lidahnya. Tak berapa lama anjing itu mengangkat telpon dan segera berlari.

Hewan yang sedang membaca koran tadi kemudian mencibir bahwa anjing itu terlalu cepat mengeluh padahal kehidupan anjing yang sibuk ini lebih bahagia daripada orang lain.

Kemudian ikan peliharaan penguin berkata, “kita harus sadar diri kalau kita lebih bahagia saat melihat orang lain susah? Jika kita melihat orang lain yang lebih baik kondisinya daripada kita, apa kita harus sadar diri kalau kita kurang bahagia?”

Yang kemudian aku sadari dari sketsa ini, aku tidak boleh merasa bahagia hanya karena melihat orang lain bahagia atau merasa kurang bahagia saat orang lain terlihat berlebih. Ya kalau sedang sibuk dan ingin mengeluh ya nggak apa-apa. Kalau sedang merasa cukup tapi orang lain terlihat berlebih ya merasa cukup saja. Tidak perlu melihat orang lain.

Sketsa-sketsa dalam buku ini, tidak mengguruiku tentang bagaimana aku harus bersikap menghadapi situasi yang ada dalam sketsa. Celetukan-celetukan penguin dan hewan-hewan lainnya lah yang kemudian membuatku menyadari sesuatu.

Setelah membaca buku ini apakah aku berhenti overthinking? Enggak juga, sih. Tapi yang jelas, aku belajar untuk baik sama diri sendiri. Belajar untuk mengapresiasi apa yang sudah dicapai diri sendiri.

Data Buku
Santai Aja, Namanya Juga Hidup!
Penulis: Yozuck
Penerjemah: Presilia Prihastuti
Penerbit versi Bhs. Indonesia: TransMedia Pustaka
Jumlah halaman: viii + 300 hlm
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: (13) 978-623-7100-20-1
Cetakan Pertama, Tahu 2019

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s