Pernahkah kalian berharap bahwa seorang karakter dari sebuah cerita yang kalian suka menjadi seseorang yang nyata?
Inkheart (Tintenherz) ini sebuah novel fantasi. Ceritanya, Mo, ayah Meggie, memiliki kemampuan ajaib bisa mengeluarkan tokoh-tokoh dan benda dari buku yang dibacanya. Sebagai gantinya, akan ada orang dari dunia nyata yang terhisap ke dalam buku. Agak mengerikan karena Mo juga tidak tahu apa dan siapa yang keluar masuk buku ketika dia membacakan sebuah cerita.
Bencana muncul beberapa tahun yang lalu, ketika Mo membaca buku Tintenherz untuk Ibu Meggie, Capricorn, Basta, dan Staubfinger muncul. Mereka bertiga adalah tokoh dari buku Tintenherz. Sebagai gantinya, Ibu Meggie beserta 2 kucing peliharaan mereka menghilang masuk ke dalam buku itu. Bertahun-tahun kemudian, Capricorn mencari Mo dan menyuruhnya membaca buku untuk mengeluarkan harta dan kawanan anak buahnya.
Rasanya, ini seperti membaca cerita dalam cerita. Aku sedang membaca buku Tintenherz karya Cornelia Funke yang dalam terjemahan bahasa Indonesia diberi judul Inkheart. Di dalam cerita ini, kita bertemu dengan tokoh-tokoh dari buku Tintenherz karya Fenoglio.
“… Akhirnya terjadi, begitu pikirku berulang saat itu, sekarang kau menjadi bagian cerita, seperti yang selama ini kau inginkan, dan ternyata itu pengalaman yang mengerikan. Kau merasakan ketakutan yang berbeda dengan ketika kau hanya membacanya, Meggie, dan berperan menjadi pahlawan ternyata tidak semenyenangkan yang kukira selama ini…” kata Mo pada Meggie.
Yang menarik dari buku ini, setiap bab ada penggalan paragraf atau quote dari buku lain yang kalimatnya menggambarkan isi dari bab tersebut. Bab Pada Zaman Dahulu, dimulai dengan kutipan dari The Princess Bride karya William Goldmann:
“Dia mengangkat buku itu “aku akan membacakan buku ini untukmu. Sebagai hiburan.”
Dan isi bab ini adalah ketika Mo menceritakan pada Meggie dan Elinor tentang kemampuannya serta apa yang terjadi pada Ibu Meggie bertahun-tahun yang lalu.
Mo adalah seorang family man. Dia sangat sayang pada istrinya dan anaknya. Sebagaimana orangtua pada umumnya, Mo berusaha untuk tidak membuat keluarganya khawatir dengan menyembunyikan apa yang terjadi dengan ibu Meggie dari Meggie. Mo juga selalu berusaha untuk melindungi dan menyelamatkan Meggie ketika dia ada dalam bahaya.
Tokoh utama dan pahlawan dalam cerita ini adalah Meggie. Seorang anak berusia 12 tahun yang menurutku seperti anak-anak pada umumnya. Rasa ingin tahunya sangat tinggi walaupun sebisa mungkin dia membujuk orang-orang untuk menghindari masalah. Ketika diperlukan, dia bisa bersikap sangat berani. Meggie juga memiliki kemampuan mengeluarkan tokoh dari cerita di buku.
Cerita ini sepertinya ingin mengangkat pahlawan dari karakter-karakter yang dianggap lemah dan menggugat cerita yang kebanyakan tokoh pahlawannya laki-laki. Hal ini tercermin dalam ucapan Elinor kepada Teresa, Ibu Meggie, ketika Meggie berhadapan dengan Capricorn dan anak buahnya yang berjaket hitam.
“Lihat putrimu!” bisiknya. “Begitu berani seperti… seperti…” Ia ingin menyamakan Meggie dengan salah satu tokoh utama dalam kisah terkenal, namun yang bisa ia ingat hanyalah tokoh laki-laki.
Ellinor, bibi dari Ibu Meggie, merupakan orang tua pengoleksi buku. Elinor terseret dalam petualangan ini karena Mo dan Meggie sempat bersembunyi di rumah Elinor sebelum Mo tertangkap oleh anak buah Capricorn. Elinor dan Meggie lalu pergi untuk menyelamatkan Mo.
Karakter yang paling menyedihkan dalam novel ini adalah Staubfinger. Tokoh yang keluar dari Tintenherz dan harus bertahan hidup di dunia manusia. Dia sangat ingin kembali ke gua serigala di dalam novel sayangnya tidak ada yang tahu caranya. Dia tidak mau kehilangan harapan sehingga bisa dimanfaatkan oleh Capricorn untuk menjebak Mo dan Meggie.
Sebenarnya, dalam kehidupan di novel, nasib Staubfinger tidak bisa dikatakan baik. Dia mati menyedihkan dibunuh oleh anak buah Capricorn yang ingin menyakiti Gwins, musang bertanduk peliharaan Staubfinger. Tapi dia bersikeras untuk kembali.
Staubfinger adalah kebalikan dari Capricorn. Capricorn merasa betah tinggal di dunia nyata. Dia membangun tempat tinggalnya di sebuah desa di Italia, yang mirip dengan lokasi tempat tinggalnya di dunia Tintenherz. Capricorn membakar semua buku Tintenherz yang ada supaya tidak ada lagi cara untuk dia kembali.
Untuk penggemar cerita fantasi dan petualangan, buku ini recomended untuk dibaca.

Inkheart
(Indonesian Edition)
Penulis: Kerstin Hermelink
Alih Bahasa: Dini Pandia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan kedua, Januari 2009
Jumlah Halaman: 536 Hlm