Pada pembahasan tentang misogini ambivalent di kelas Hypatia, Bu Ester bercerita bahwa akibat adanya misogini ambivalent, kita tidak sadar bahwa kota tidak dibangun untuk perempuan. Kalau kota dibangun untuk perempuan juga, perempuan tidak perlu merasa takut tinggal di tempatnya sendiri.
Sayangnya yang terjadi saat ini, sebaliknya. Perempuan tidak merasa aman melakukan perjalanan pada malam hari apalagi bila harus melewati gang atau jalanan yang sepi dan penerangannya remang-remang. Di bus perempuan tidak merasa aman. Di kereta bahkan sampai dibikin gerbong khusus perempuan (walaupun gerbong khusus ini menimbulkan pertanyaan bahwa apakah gerbong perempuan ini adalah jalan keluar yang efektif).
Tidak ada yang berharap untuk mengistimewakan perempuan, sepanjang yang aku tahu. Karena sebenarnya, yang diinginkan bukan gerbong terpisah atau hal-hal semacamnya tapi relasi yang aman dan setara untuk semua orang. Tidak ada lagi yang merasa takut.


Dalam buku Invisible Women karya Caroline Criado Perez dikatakan bahwa jika ruang publik (boleh juga merujuk pada kota kan ya) benar-benar untuk semua orang, orang-orang yang berkepentingan harus mulai memperhitungkan kehidupan perempuan. Seperti yang berulang kali ditulis oleh Bu Nurofiah dalam buku Nalar Kritis Muslimah, selama ini perempuan memiliki pengalaman sosial: stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan memiliki beban ganda.
Dengan memperhatikan kekerasan seksual yang rentan dialami oleh perempuan dan melakukan upaya untuk pencegahan kekerasan tersebut terjadi, kita bisa membuat lingkungan yang nyaman untuk semua orang. Dengan memperhatikan beban ganda yang dimiliki oleh perempuan dalam pembangunan kota, orang-orang bisa mempermudah perempuan untuk menjalani pekerjaan berbayar sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
Serta dengan memperhatikan pengalaman sosial perempuan lainnya dalam merancang ruang terbuka dan tempat umum, dalam jangka panjang bisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental perempuan, dan semua orang pada umumnya. Intinya, perempuan seharusnya punya hak yang sama untuk bisa hidup dengan nyaman di tempat tinggalnya sendiri.
Di Perancis dan negara Eropa lainnya, pemerintah mulai memikirkan bagaimana supaya kota bisa nyaman dihuni oleh semua orang. Sebaiknya, ini juga mulai dipikirkan oleh pemerintah dan warga Indonesia 🤔🤔🤔